Tanahbumbu, FENOMENA.ID – Kerja keras Pemerintah Kabupaten Tanahbumbu menekan angka kasus stunting, membuahkan hasil. Terbukti, kasus penderita stunting sejak beberapa tahun terakhir jumlahnya menurun drastis, bahkan melampaui target nasional.
Dibawah komando Bupati Tanahbumbu, dr Zairullah Azhar, kerja keras penurunan angka stunting di Bumi Bersujud berbuah manis.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Diketahui, Stunting merupakan gangguan perkembangan pada anak yang disebabkan gizi buruk, terserang infeksi yang berulang, maupun stimulasi psikososial yang tidak memadai.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Pemkab Tanahbumbu, H Setia Budi, hasilnya membanggakan.
“Tahun 2021 angka stunting di Bumi Bersujud 18,7 persen. Untuk 2022 ini target penurunan 5 persen,” terang dia usai mengikuti rangkaian Peringatan Hari Kesehatan Nasional di Pantai Pagatan, Sabtu (12/11/2022).
Dikatakan dia, berkaca dari penilaian kinerja Delapan Aksi Konvergensi Penurunan Stunting Tahun 2022 periode penilaian Tahun 2021, Pemkab Tanahbumbu meraih penghargaan sebagai kabupaten terbaik ketiga se-Kalimantan Selatan.
“Kita mengupayakan agar tahun ini mampu menembus angka 13,7 persen. Melampaui target nasional,” yakin dia.
Pasalnya, sambung dia, 2024 mendatang pemerintah pusat menginstruksikan secara nasional angka stunting ada diangka 14 persen lebih.
“Jika kita bisa mengejar target tahun ini sudah melampaui angka nasional,” sambung dia.
Ditambahkan dia, di Tahun 2024 mendatang, Kabupaten Tanahbumbu justru kian masif mengupayakan penurunan angka stunting, yakni sekitar 10 persen. Tentunya dengan beragam langkah konkrit untuk mengintervensi angka penderita stunting di Bumi Bersujud.
“Kita bersama stakeholder berkepentingan lainnya akan membangun kerjasama yang baik agar bisa mewujudkan target itu. Isu stunting menjadi program prioritas,” sambung dia.
Sementara itu, berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021 angka stunting Kabupaten Tanah Bumbu sebesar 18.7 persen adalah angka paling rendah dari 13 Kabupaten/Kota yang ada di Kalsel.
Hal ini memberikan gambaran bagaimana hasil kinerja selama ini sudah menunjukkan perbaikan, dan kedepan TPPS perlu melakukan perbaikan di beberapa sektor.
“Diantaranya penajaman aksi intervensi sensitif dan spesifik, sinkronisasi perencanaan dan peningkatan alokasi anggaran, peningkatan dan implementasi inovasi di tingkat kabupaten, kecamatan dan desa, serta kerjasama dengan berbagai pihak seperti perusahaan dan perguruan tinggi,” jelas dia.
Berdasarkan peringkat hasil penilaian kinerja pemerintah kabupaten/kota lokus dan lokus nasional dalam pelaksanaan delapan aksi konvergensi penurunan stunting di Kalimantan Selatan Tahun 2022 periode penilaian tahun 2021.
“Yakni terbaik pertama yakni Kabupaten Hulu Sungai Selatan, terbaik kedua Kabupaten Tabalong, dan terbaik ketiga Kabupaten Tanah Bumbu,” beber dia.
Libatkan Berbagai Stakeholder dan TP PKK Pemkab Tanahbumbu
Keberhasilan meminimalisir angka stunting di Bumi Bersujud hingga meraih penghargaan, juga tidak lepas dari peran serta dari banyak pihak dan berbagai stakeholder yang ada di Kabupaten Tanahbumbu.
Salah satunya, Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Pemkab Tanahbumbu yang juga masif. Yakni melalui beragam inovasi dalam mencegah stunting.
Seperti menggelar berbagai kegiatan yang mengarah pada pencegahan stunting tersebut, misalnya Jambore Kader PKK Tahun 2022.
Ketua TP PKK Pemkab Tanahbumbu, Hj Wahyu Windarti Zairullah mengatakan, melalui jambore ini dapat menggerakkan seluruh pihak untuk ikut serta dalam upaya pencegahan stunting.
“Seperti halnya dengan kader-kader PKK desa dapat segera memberikan penyuluhan kepada masyarakat sehingga target tahun 2024 Tanbu bebas stunting dapat tercapai,” sebut dia.
Diharapkan dia, melalui kegiatan jambore ini menjadi bahan evaluasi, mempererat silaturahmi anggota TP PKK kabupaten, kecamatan, dan desa.
“Agar juga mampu meningkatkan kreatifitas dan inovasi para kader dalam menjalankan program pokok PKK utamnya dalam pencegahan stunting,” tambah dia.
Studi Banding ke Kota Batu Karena Sukses Tekan Angka Stunting
Langkah lain yang terus ditempuh adalah dengan belajar ke daerah yang sudah sukses menurunkan angka stunting. Pemerintah Kota Batu, Jawa Timur diantaranya yang mampu menekan hingga diangka 15 persen. Padahal sebelumnya mereka berada diposisi angka 30 persen.
Kota ini pun menjadi tujuan Pemkab Tanahbumbu untuk study banding, belajar cara penanganannya. Kunjungan dipimpin langsung Ketua TP2S sekaligus Ketua TP PKK Pemkab Tanahbumbu, Hj Wahyu Windarti Zairullah, bulan lalu.
“Kita akan aplikasikan yang belum diterapkan di Bumi Bersujud untuk penanganan permasalaham stunting,” ajak dia.
Yaitu diawali dengan membuat roadmap. Kemudian melakukan kajian terhadap pokok permasalahan kondisi riil dilapangan.
Roadmapnya antara lain, menentukan lokus, pola asuh anak, perkawinan usia dini, masa kehamilan ibu, membuat modul sebagai bahan bacaan masyarakat dan bekerjasama dengan dokter spesialis anak untuk melakukan screening.
Selain itu juga bekerjasama dengan KUA setempat dalam pembekalan kesehatan reproduksi terhadap calon pengantin.
Penanganan stunting sendiri menjadi perhatian serius pemerintah. Baik pusat maupun daerah. Demikian pun Dinas P3AP2KB dan Dinas Kominfo SP Tanah Bumbu, kerap melaksanakan pertemuan pembahasan terkait stunting ini. Salah satunya menggandeng BKKBN Kalimantan Selatan.
“Adanya penguatan komitmen dan sinergi dari stakeholder dan unsur terkait di Tanahbumbu, agar dapat saling berperan dalam wilayah dan fungsi kerjanya masing-masing sehingga percepatan penurunan stunting dapat terlaksana,” kata Kepala BKKBN Kalsel, Hamdan, kala itu.
Dia optimis, jika komitmen dapat berjalan dengan optimal, maka target penurunan stunting tahun 2024 bisa mencapai sekitar 14 persen.
“Terlebih lagi untuk menekan angka penurunan stunting di Kalsel yang saat ini tertinggi ke-6 se-Indonesia, sekitar 30 persen berdasarkan hasil survei Status Gizi Indonesia tahun 2021,” tutup dia.