Tanahbumbu, FENOMENA.ID – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tanahbumbu menggelar sosialisasi _Toponimi_ yang diikuti seluruh Camat, Kepala desa dan Lurah se-Tanahbumbu pada, Rabu (15/2/2023) di gedung Mahligai Bersujud Kapet Kecamatan Simpangempat pagi ini.
Kepala Bagian Tata Pemerintahan (Tapem) Setda Tanahbumbu, Lalu Ismail mengatakan, kegiatan sosialisasi ini bertujuan agar adanya kesepahaman terhadap berbagai kebijakan Nasional dalam hal pemberian nama rupa bumi.
“Oleh sebab itu kami berharap dengan adanya sosialisasi ini akan semakin meningkatkan kesadaran penggunaan nama lokal sebagai upaya untuk melestarikan budaya dan menghormati sejarah masyarakat setempat. Serta semakin meningkatnya kesadaran penggunaan bahasa indonesia atau bahasa daerah untuk menghormati keanekaragaman budaya persatuan dan kesatuan Nasional,” kata Ismail.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Sementara itu Staf Ahli Bupati Tanahbumbu bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia , Wisnu Wardhana yang mewakili Bupati Zairullah mengatakan, atas nama pemerintah daerah ia menyambut baik dan sangat mengapresiasi dilaksanakannya sosialisasi Toponimi ini.
“Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 2 Tahun 2021, tentang Penyelenggaraan nama rupa Bumi, rupabumi adalah permukaan bumi beserta objek yang dapat dikenali identitasnya baik berupa unsur alami maupun unsur buatan,” kata Wisnu.
Wisnu menjelaskan, penyelenggaraan nama rupabumi perlu dilaksanakan secara tertib, terpadu, berhasil guna dan berdaya guna, serta menjamin keakuratan, kemuktahiran dan kepastian hukum.
“Untuk itu, sosialisasi Toponimi ini sangat penting dan strategis, karena sebagai salah satu upaya untuk tertib administrasi dalam membentuk kesamaan pemahaman dalam penulisan, pengejaan, pengucapan dan penginformasian suatu unsur rupabumi, terutama informasi mengenai letak geografis dan batas wilayah yang jelas, serta arti asal bahasa dan sejarah dari nama rupabumi,” papar Wisnu.
Selain itu, Wisnu menambahkan, pengetahuan dan persamaan persepsi terhadap kondisi rupabumi masing-masing daerah sangat diperlukan, yaitu untuk memudahkan memonitor kondisi dan optimasi pengembangannya.
”Karena bila unsur rupabumi tidak diketahui dan dikenal, maka akan kurang memberikan manfaat bagi daerah dan masyarakat,” ujar dia.
Wisnu berharap kepada seluruh peserta agar bersungguh-sungguh mengikuti sosialisasi ini. “Supaya nantinya nama rupabumi dapat menggunakan nama lokal, sebagai upaya untuk menghormati sejarah masyarakat dan melestarikan budaya bangsa, khususnya di Kabupaten Tanah Bumbu,” tandasnya.