Jakarta – Warga Kelurahan Warakas RT 12/14 Tanjung Priok, Jakarta Utara, mengapresiasi langkah cepat Pemerintah Kota Jakarta Utara dalam merespon keluhan yang dialami masyarakat.
Pasalnya, setelah Warga mengeluhkan air Pam yang digunakan untuk kebutuhan hidup sehari-hari tercemar dikarenakan ada pemasangan U-ditch, kini air tersebut sudah bisa digunakan lagi.
“Alhamdulillah sudah bisa digunakan lagi, airnya sudah tidak bau busuk dan tidak keruh. Terimkasih telah menjawab keluhan kami” kata Pak Mus saat menghubungi wartawan, Selasa (8/10).
Sementara itu, sosok Pengawas pemasangan U-ditch hingga saat ini tak kunjung terlihat. “Pengawas belum datang, nanti mungkin datangnya,” ujar pekerja di lokasi.
Di lain sisi, Kepala Bidang Pembangunan dan Lingkungan Hidup (Kabag PLH) Setko Administrasi Jakarta Utara, Ardan Solihin memastikan, pihak pemerintah memberikan atensi atas keluhan yang dialami masyarakat.
“Akan dikoordinasikan dengan instansi terkait, sedang di TL (Tindaklanjut -red),” ujar Ardan saat dihubungi.
Pantauan di lokasi pemasangan U-ditch di RT 12/14 Kelurahan Warakas, tepatnya di depan SMAN 18 Jakarta, terlihat petugas PPSU mengangkut batang pohon yang menumpuk di saluran air.
Terlihat juga petugas mengenakan seragam Perusahaan Air Minum (PAM) memantau pemasangan U-ditch di lokasi.
Diberitakan sebelumnya, warga Kelurahan Warakas RT 12/14 Tanjung Priok Jakarta Utara mengeluhkan air Pam yang digunakan untuk kebutuhan hidup sehari-hari tercemar dikarenakan ada pemasangan U-ditch.
“Air jadi keruh, udah gitu sangat bau. Apalagi debunya ga kemana-mana, kalo siang disiram kek jalanannya,” ujar Pak Mus kemarin.
Pak Mus mengungkapkan, ia sekeluarga terpaksa tidak bisa mandi dan bersih-bersih menggunakan air pam selama pekerjaan berlangsung. “Terpaksa beli galon dari kemarin, merasa dirugikan saya sebagai warga kalau begini,” tandasnya.
Sementara itu, ketika dikonfirmasi wartawan ke lokasi pemasangan U-ditch, sangat disayangkan menurut pekerja Pengawas proyek tidak pernah datang untuk melakukan pengecekkan pekerjaan.
“Pengawas tidak pernah datang ke sini, saya mah cuman pekerja. Kalau yang mengerjakan ini dari PT Dewimas,” ujar pekerja di lokasi yang mengaku bernama Cahyono.
Kata Cahyono, pekerja tak mengetahui masalah air warga yang tercemar dan berbau busuk karena pemasangan U-ditch yang sedang dikerjakan.
“Kalau masalah itu saya kurang tau, saya cuman ikutin perintah, nanti saya sampaikan kalau ada Pengawasnya namanya pak Nababan,” tutup Cahyono.
Terlihat pemasangan U-ditch sangat amat berantakan, terlebih ada bekas tebangan pohon dan bebatuan tertumpuk di saluran air. Tak hanya itu pekerjaan pemasangan U-ditch juga tidak disertai plang proyek.