Kabupaten Banjar, Fenomena.Id – Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Pasar Bauntung Batuah (PBB) Kabupaten Banjar menyatakan tetap optimis dapat mencapai target Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada tahun 2025. Hal tersebut disampaikan langsung oleh Direktur Perumda PBB, Rusdiansyah, rabu (19/11/2025).
Rusdiansyah menyebutkan bahwa saat ini realisasi pendapatan baru mencapai sekitar 70 persen dari target PAD 800 juta. Meski waktu tersisa hanya sekitar satu bulan setengah, ia tetap yakin capaian tersebut bisa dikejar melalui optimalisasi pendapatan dari berbagai sektor.
“ Sisa waktu bulan-bulan terakhir ini, Saat ini baru sampai sekitar 70 persen, masih ada sisa 30 persen lagi. Tapi kami tetap optimis,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
.
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ia menambahkan, beberapa kendala di lapangan turut mempengaruhi capaian pendapatan, yang di sebab kan karena menurunnya aktivitas pedagang serta persaingan dengan pasar modern dan platform belanja online.
“ Kondisi saat ini para pedagang di pasar mulai berkurang. Banyak toko yang terdampak oleh pasar modern dan pasar online. Beban biaya mereka besar, tapi pendapatan tidak menentu,” jelas Rusdiansyah.
Permasalahan Serah Terima Aset Pasar Sekumpul Jadi Kendala Utama
Direktur Perumda PBB juga menyoroti persoalan serah terima aset Pasar Sekumpul yang belum tuntas. Menurutnya, percepatan penyelesaian masalah ini sangat penting agar pengelolaan dapat berjalan optimal.
“ Harapannya masalah di Sekumpul cepat selesai, terutama terkait ruko dan aset lainnya. Karena ini amanah pemerintah agar pasar di sana bisa berkembang dan berdampak pada ekonomi daerah,” tambahnya.
Semantara itu Ketua Dewan Pengawas Perumda PBB, Khairulah Ansari, turut menegaskan bahwa target PAD tahun ini masih berpeluang tercapai, meski terdapat sejumlah tantangan di lapangan.
“ Kami optimis 90 persen, 10 persennya adalah kendala di lapangan. Kendala utamanya juga masih terkait penyelesaian serah terima aset Pasar Sekumpul,” jelasnya.
Khairulah menjelaskan bahwa untuk pertama kalinya pembayaran sewa dilakukan langsung kepada Perumda, bukan lagi ke pihak ketiga seperti sebelumnya. Perubahan sistem ini membuat sejumlah pedagang belum sepenuhnya siap, sehingga berdampak pada proses pemungutan retribusi.
“ Ini tahun pertama pemilik toko bayar sewa ke Perumda, yang sebelumnya mereka hanya bayar karcis harian saja, jadi banyak yang masih kaget. Banyak yang belum siap sehingga realisasinya belum maksimal,” ujarnya.
Khairulah juga menyebutkan bahwa target PAD Perumda selalu meningkat setiap tahun berdasarkan keputusan bersama antara DPRD, eksekutif, dan Perumda sendiri. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaan daerah tersebut.
“ Target PAD itu selalu naik tiap tahun. Ini menjadi beban dari sisi pencatatan hingga realisasi di lapangan. Tahun depan mungkin akan dikalkulasi ulang, karena penanganan Pasar Sekumpul masih belum benar-benar optimal,” ucapnya.
Penulis : Gusdur
Editor : Muhammad Apriani





