Jakarta – Di tengah upaya serius Polda Metro Jaya memberantas aksi premanisme melalui Operasi Berantas Preman, situasi keamanan di sejumlah wilayah Jakarta justru masih memprihatinkan. Salah satunya terjadi di Tanjung Priok, Jakarta Utara, di mana tawuran antar kelompok remaja makin brutal dan kerap menimbulkan korban jiwa.
Pada Senin 26 Mei 2025, sekitar pukul 20.00 WIB, dua pemuda alami luka bacok akibat tawuran di wilayah Sunter, Tanjung Priok, Jakarta Utara tepatnya di depan Jakarta Internasional Stadion (JIS) hingga salah satunya meninggal dunia.
“Iya benar kejadian jam 8 malam di pertigaan jis,” ujar Kanit Reskrim Polsek Tanjung Priok, AKP Tommy Brian saat dihubungi, Selasa 27 Mei 2025.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Polda Metro Jaya Gencarkan Operasi Preman
Sebelumnya, dalam beberapa pekan terakhir, Polda Metro Jaya mengintensifkan operasi penertiban terhadap preman yang dianggap meresahkan masyarakat. Puluhan orang diamankan dari berbagai titik rawan kejahatan jalanan seperti terminal, pasar, dan pusat keramaian. Operasi ini mendapat dukungan sebagian warga yang merasa lebih aman dan nyaman dengan kehadiran polisi.
Sejumlah pelaku premanisme berkedok organisasi masyarakat (ormas) hingga debt collector yang meresahkan digulung polisi dalam operasi tersebut. Operasi yang bersandikan ‘Operasi Berantas Jaya 2025’ itu digelar pada tanggal 9-23 Mei 2025.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi menegaskan meskipun Operasi Berantas Jaya ini dinyatakan usai, akan tetapi penindakan terhadap pelaku premanisme yang meresahkan masyarakat akan terus ditindak.
“Walaupun operasi pemberantasan preman telah berakhir tanggal 23 Mei kemarin, namun Bapak Kapolda Metro Jaya mengingatkan bahwa sasaran pemberantasan preman terus dilakukan melalui kegiatan rutin yang ditingkatkan,” ujar Kombes Ade Ary.
Tawuran di Tanjung Priok Makin Mengganas
Namun di sisi lain, gelombang kekerasan di Tanjung Priok terus meningkat. Tawuran yang terjadi hampir setiap pekan melibatkan senjata tajam dan mercon modifikasi. Dalam bulan ini saja, bebrapa kali tawuran terjadi hingga mengakibatkan remaja tewas dan belasan lainnya luka-luka akibat bentrok antar kelompok.
Warga mengaku cemas dan frustrasi. “Kami sering lapor, tapi begitu tawuran terjadi, bantuan telat datang. Mereka bawa parang, batu, bahkan petasan,” ungkap A (35), warga Tanjung Priok.
Penulis: Ahmad Rahmansyah