Jakarta – Dalam bahasa Indonesia, kekesalan dengan orang lain dapat diungkapkan lewat peribahasa. Salah satu peribahasa yang populer adalah lempar batu sembunyi tangan.
Peribahasa sendiri merupakan kalimat yang mengungkapkan suatu maksud dengan menggunakan perumpamaan. Dalam keseharian, peribahasa dapat digunakan untuk bahasa tutur maupun karya tulis sastra.
Dalam buku Peribahasa Watafa karya Zanariah Abdol, peribahasa lempar batu sembunyi tangan artinya orang yang melakukan kesalahan tetapi pura-pura tidak mengetahuinya.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Peribahasa ini juga bisa digunakan untuk menggambarkan orang yang tidak bertanggung jawab dan menuduh orang lain atas kesalahannya.
Contoh perilaku lempar batu sembunyi tangan dalam kehidupan sehari-hari adalah ketika seorang mengambil uang seseorang sebesar Rp. 20 juta dengan cara yang kurang baik, ketika diketahui banyak orang ia berteriak dan menuduh seseorang telah mengambil uang Rp. 10 Juta.
Ia pun tidak mengakui perbuatannya, dan lebih memilih untuk menyalahkan orang lain guna menutupi kesalahannya.
Mengutip laman Magister Psikologi Universitas Medan Area, ada beberapa alasan mengapa orang melakukan lempar batu sembunyi tangan. Pertama, beberapa orang memiliki kecemasan psikologis jika harus mengakui kesalahannya di hadapan orang lain.
Bagi orang tersebut, mengakui kesalahan sangatlah sulit karena dirinya harus selalu terlihat sempurna dan tidak mau bertanggung jawab.
Alasan kedua, banyak orang yang berpikir bahwa mengakui kesalahan di depan umum sama saja dengan memperlihatkan kelemahannya. Karenanya, mereka tidak pernah mau mengakui kesalahannya karena tak ingin dipandang lemah oleh orang lain.
Alasan ketiga adalah banyak orang yang tidak siap menerima fakta bahwa dirinya bersalah dan harus bertanggung jawab. Biasanya, orang dengan tipe ini lebih memilih untuk bersembunyi ketimbang menghadapi fakta di kehidupan nyata.
Sumber: Kumparan