SURIAH – Fenomena langka terjadi di wilayah Raqqa, Suriah. Sungai Eufrat, salah satu sungai terpanjang di Timur Tengah mengalami penyusutan drastis akibat perubahan iklim, berkurangnya curah hujan, dan pembangunan bendungan di hulu sungai di wilayah Turki. Air surut membuka permukaan dasar sungai yang sebelumnya tertutup, memunculkan gundukan tanah berkilau yang diduga warga sebagai emas.
Dilansir Shafaq News dan Tirto.id, ratusan warga berbondong-bondong menggali di bantaran sungai menggunakan sekop dan alat sederhana, berharap menemukan logam mulia. Aktivitas ini memicu “demam emas” lokal, bahkan memunculkan perdagangan peralatan tambang bekas.
Namun, para ahli geologi mengingatkan bahwa kilauan tersebut kemungkinan besar bukan emas, melainkan pirit atau “emas palsu” mineral yang secara visual menyerupai emas tetapi tidak memiliki nilai jual signifikan. Hingga kini, belum ada konfirmasi resmi melalui uji laboratorium yang memastikan adanya emas murni di lokasi tersebut.
Krisis Air dan Dampak Lingkungan
Menurut laporan Pulitzer Center dan Liputan6, penurunan debit Sungai Eufrat telah mencapai 60 persen di beberapa wilayah akibat kombinasi faktor kekeringan berkepanjangan, pengelolaan air yang buruk, serta proyek bendungan besar di hulu sungai. Kondisi ini mengancam kehidupan jutaan warga Suriah dan Irak yang menggantungkan hidup pada air Eufrat untuk irigasi, perikanan, dan kebutuhan sehari-hari.
Dikaitkan dengan Hadis Nabi Muhammad SAW
Fenomena ini ramai dikaitkan dengan sebuah hadis sahih yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim:
“Hampir tiba saatnya Sungai Eufrat menyingkapkan sebuah gunung dari emas. Maka, siapa pun yang hadir pada waktu itu janganlah mengambil sedikit pun darinya.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam riwayat lain disebutkan bahwa perebutan harta itu akan memicu peperangan besar, sehingga dari setiap seratus orang yang terlibat, sembilan puluh sembilan akan terbunuh.
Para ulama menegaskan, meskipun hadis tersebut sahih, tidak otomatis berarti setiap kali Eufrat surut dan muncul kilauan harus dimaknai sebagai tanda kiamat. Penafsiran harus hati-hati, mempertimbangkan konteks ilmiah dan sejarah, serta merujuk pada bimbingan ulama agar tidak menimbulkan kepanikan.
Kesimpulan
Fenomena surutnya Sungai Eufrat di Raqqa adalah peristiwa nyata yang berdampak pada ekologi, ekonomi, dan sosial. Kilauan yang memicu pencarian “emas” belum terbukti secara ilmiah sebagai emas murni. Meski hadis Nabi SAW menyebut tanda-tanda serupa, para ahli mengimbau agar masyarakat menyikapinya dengan bijak, tidak terburu-buru menarik kesimpulan eskatologis tanpa bukti dan pemahaman yang mendalam.