Jakarta, FENOMENA.ID – Maraknya Oknum yang kerap mengaku wartawan dengan melakukan ancaman kepada beberapa pejabat pemerintahan guna mendapatkan uang dapat berdampak negatif terhadap sudut pandang seorang Jurnalistik.
Untuk menepis kabar tersebut, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kota Jakarta Utara melakukan sosialisasi dan pemahaman jurnalistik kepada beberapa Kepala Sekolah da Dewan Guru di Jakarta Utara melalui Suku Dinas Pendidikan (Sudindik) I dan II. Sebab, merekalah yang kerap menjadi santapan empuk bagi oknum wartawan.
Tertarik akan hal itu, Sudindik Wilayah I Jakarta Utara mengundang seluruh Kepala Sekolah yang berada di ruang lingkupnya untuk mengikuti sosialisasi dan pemahaman Jurnalistik oleh PWI Kota Jakarta Utara di SMPN 221, Sunter Agung, Tanjung Priok, Kamis (25/5).
Dalam sosialisasi tersebut Ketua PWI Jakarta Utara, Ilham Dharmawan menyampaikan dan menjawab semua pertanyaan-pertanyaan Kepala Sekolah tentang Oknum wartawan yang biasa disebut ‘Wartawan Bodrex’.
Untuk menjawab hal itu, Ilham menjelaskan, sejumlah pola paksaan yang mereka (Wartawan Bodrex) lakukan antara lain ancaman publikasi atas potensi pelanggaran yang dilakukan sumber atau narasumber dan pemaksaan pemuatan profil narasumber.
“Untuk diketahui, profesionalisme wartawan mengacu pada UU Pokok Pers (UU Nomor 40 Tahun 1999) dan Kode Etik Jurnalistik. Sehingga dalam kegiatan jurnalistiknya wartawan tidak dibenarkan melakukan pemaksaan ataupun permintaan uang terhadap narasumber,” ujar Ilham mengutip keterangannya, Jumat (26/5).
Ilham memaparkan, kegiatan peliputan yang menjadi tugas jurnalis adalah mengumpulkan dan membuat berita secara continue serta berimbang.
“Pekerja pers dalam menjalankan tugasnya untuk menghasilkan karya jurnalistik diatur dalam Undang-Undang Pers dan Kode Etik Jurnalistik,” terangnya.
Ilham berharap kegiatan sosialisasi ini dapat memberikan pemahaman kepada para Kepala Sekolah tentang Kode Etik Jurnalistik (KEJ) yang harus ditaati para wartawan dalam menghasilkan karya jurnalistik.
Sehingga, para Kepala Sekolah dan dewan Guru dapat memahami bagaimana menghadapi wartawan yang melakukan wawancara atau konfirmasi.
“Kegiatan ini merupakan sebuah edukasi yang sangat bernilai untuk disampaikan agar semua pihak mengetahui bagaimana kerja wartawan dan seperti apa kode etiknya. Kita berharap semua mitra kerja agar lebih cerdas menghadapi wartawan di lapangan,” pungkasnya.